Studi pada PT Pertamina (PERSERO) Region IV
Jawa Tengah dan DIY
Tugas Akhir / Skripsi Akuntansi Penjualan
Penulis: Citra Paramita
Program Sarjana Universitas Diponegoro
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan
Bisnis
Ringkasan:
Perencanaan dan pengawasan diperlukan
sebagai salah satu pendukung kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan
menyusun perencanaan di segala bidang, salah satunya adalah bidang penjualan,
misalnya dengan menyusun anggaran penjualan. Anggaran penjualan ialah budget
yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama
periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis
(kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual,
harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualan.
Oleh karena itu peramalan penjualan (forecasting) sangat diperlukan
dalam penyusunan anggaran penjualan.
Ada beberapa metode
yang digunakan dalam peramalan penjualan antara lain metode Trend Bebas, Trend
Setengah Rata-rata, Trend Moment, Trend
Least Square dan Trend Kuadratik. Efektifitas
peramalan penjualan dipengaruhi oleh metode yang digunakan dan faktor-faktor
lain yang ada di luar perusahaan, misal keadaan ekonomi negara yang dipengaruhi
daya beli masyarakat sebagai konsumen. Pemilihan metode harus disesuaikan
dengan keadaan perusahaan, antara lain luas kerja dan banyaknya jenis produk
yang dijual. Efektifitas peramalan penjualan dapat diukur dengan suatu Standar
Kesalahan Peramalan (SKP), dimana dari perhitungan tersebut dapat diketahui
berapa tingkat kesalahan dari metode yang telah digunakan. Semakin kecil
tingkat kesalahan peramalan maka metode yang digunakan berarti efektif atau
sesuai dengan kondisi perusahaan dan dapat diterapkan dalam perusahaan
tersebut.
Bahan bakar minyak (BBM) adalah suatu
senyawa organik yang dibutuhkan dalam suatu pembakaran untuk mendapatkan
energi/tenaga. Bahan bakar minyak ini merupakan hasil dari proses destilasi
minyak bumi (Crude Oil) menjadi fraksi-fraksi yang diinginkan. Bahan
bakar minyak mempunyai peran yang sangat penting dalam mendukung pembangunan
nasional terutama di sektor industri dan sektor transportasi. PT Pertamina
(Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang minyak dan
gas bumi (National Oil Company) dipercaya untuk mengemban tugas dalam
mencari sumber minyak dan gas bumi, mengolah dan menyediakan bahan bakar minyak
di Indonesia. Namun meskipun begitu, sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang MIGAS baru, sekarang ini PT Pertamina (Persero) tidak lagi
menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri minyak dan gas bumi
dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.
Oleh karena itu PT Pertamina (Persero) harus mampu bersaing dengan para
pesaingnya.
Dalam penelitian ini, permasalahan yang
akan dibahas adalah menguji apakah metode Trend Bebas yang selama ini digunakan
sudah sesuai dengan kondisi perusahaan, serta menentukan metode penyusunan
peramalan penjualan BBM yang paling tepat sehingga PT Pertamina (Persero) tetap
eksis dalam menghadapi persaingan perusahaan yang sejenis. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan data primer berupa data realisasi penjualan BBM
periode Januari-Desember 2010 pada PT Pertamina (Persero) Region IV Jateng dan
DIY. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan
mengajukan pertanyaan langsung kepada autoritas. Metode analisis yang digunakan
adalah Standar Kesalahan Peramalan (SKP).
PT Pertamina (Persero) khususnya bagian BBM
Retail membuat perencanaan dan pengendalian di bidang penjualan, salah satunya
adalah membuat peramalan penjualan (forecasting). Peramalan penjualan
ini disusun dengan menggunakan metode Trend Bebas. Metode Trend Bebas untuk
peramalan penjualan ini bersifat sangat subjektif karena dipengaruhi oleh
pendapat atau perasaan orang yang membuat peramalan tersebut. Untuk itu perlu
dibandingkan metode penyusunan peramalan penjualan bahan bakar minyak yang
selama ini digunakan oleh perusahaan dengan menggunakan metode yang lain yaitu
metode Least Square dan Kuadratik karena kedua metode tersebut merupakan bagian
dari metode peramalan penjualan (forecasting) yang bersifat kuantitatif
yang perhitungannya lebih didasarkan pada perhitungan-perhitungan data
stastistik sehingga unsure subjektif dapat dihilangkan dan peramalan penjualan (forecasting)
yang dihasilkan dapat lebih akurat.
Dari analisis dan perhitungan yang telah
dilakukan, maka dapat diketahui hasil dan kesimpulan bahwa metode peramalan
penjualan BBM yang tepat untuk Premium adalah menggunakan Trend Kuadratik,
sedangkan untuk Pertamax menggunakan Trend
Least Square. Selain itu, dari hasil perhitungan
SKP total penjualan BBM, maka dapat ditentukan bahwa metode peramalan (forecasting)
BBM menggunakan metode Trend Least Square dan Trend Kuadratik adalah lebih baik
serta efektif jika dibanding dengan metode Trend Bebas yang diterapkan
perusahaan selama ini.
Kata kunci: peramalan penjualan, anggaran
penjualan, metode trend bebas, metode trend kuadratik, metode trend least
square, standar kesalahan peramalan