(Studi Empiris pada perusahaan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Tugas Akhir / Skripsi audit
Penulis: Agatha G. Pembayun
Program Sarjana Universitas Diponegoro
Bidang Ilmu Akuntansi Keuangan Fakultas
Ekonomika dan Bisnis
Ringkasan:
Penelitian terdahulu berbeda-beda dalam
mengartikan Financial distress (kesulitan keuangan), dimana perbedaan ini
tergantung pada cara mengukurnya. Baldwin dan
Scott (1983), menyatakan bahwa suatu perusahaan mengalami financial distress
apabila perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya dengan
dilanggarnya persyaratan utang (debt covenants) disertai penghapusan atau
pengurangan pembiayaan deviden. Classens et al. (1999), mendefinisikan
perusahaan yang berada dalam kesulitan keuangan sebagai perusahaan yang
memiliki interest coverage ratio kurang dari satu. Elloumi dan Gueyie (2001),
mengkategorikan perusahaan dengan financial distress bila selama dua tuhun
berturut-turut mengalami laba bersih negatif. Almilia dan Kristijadi (2003),
menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami financial distress adalah perusahaan
yang selama beberapa tahun mengalami laba bersih operasi (net operation income)
negatif dan selama lebih dari satu tahun tidak melakukan pembayaran deviden.
Pada umumnya dewan komisaris membentuk
komite-komite di bawahnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan peraturan
perundangan yang berlaku untuk membantu dewan komisaris dalam melaksanakan
tanggung jawab dan wewenangnya secara efektif. Menurut peraturan yang
dikeluarkan oleh Bapepam No:KEP-339/BEJ/2001, yang sifatnya wajib dimiliki oleh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek hanya komite audit. Komite audit bertugas
memberikan suatu pandangan tentang masalah akuntansi, pelaporan keuangan dan
penjelasannya, sistem pengawasan internal, serta auditor independen (FCGI,
2002). Efektivitas kinerja dari sebuah komite audit dapat diukur melalui
karakteristik-karakteristik yang dimiliki antara lain ukuran, independensi,
aktivitas dari komite audit, dan kompetensi yang dimiliki oleh anggota komite
audit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
karakteristik komite audit terhadap kesulitan keuangan. Karakteristik
komite audit yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran komite audit, frekuensi
pertemuan komite audit, komite audit independen, dan kompetensi komite audit.
Penelitian ini menggunakan satu variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan.
Data yang digunakan adalah data perusahaan
publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive
sampling, yaitu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan metode
purposive sampling, total sampel penelitian adalah 152 perusahaan. Hipotesis di
dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan metode analisis regresi logistik.
Kriteria financial distress dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
metode laba negatif dua tahun berturut-turut. Analisis data menggunakan regresi
logistik dengan bantuan SPPS 16.
Hasil analisis menunjukkan bahwa frekuensi
pertemuan komite audit dan komite audit independen tidak berpengaruh negatif
terhadap financial distress. Hanya kompetensi komite audit dan ukuran komite
audit yang berpengaruh negatif terhadap financial distress.