/* Adsense Autoads */

Audit Operasional: Pengertian, Jenis dan Karakteristiknya

Berkembangnya dunia usaha memberi pengaruh semakin besarnya kesempatan bagi munculnya perusahaan-perusahaan baru dengan berbagai jenis dan skala usaha. Dalam tujuannya untuk mengawasi operasi perusahaan secara efektif, para pimpinan perusahaan harus mempunyai alat yang memadai. Alat yang memadai itu di antaranya adalah kegiatan audit operasional. Audit merupakan suatu proses sistematis untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti, serta membandingkan kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Audit atau pemeriksaan itu sendiri harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki kompetensi karena hasil pemeriksaannya akan diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), seperti manajemen, pemegang saham, kreditor dan calon investor.


Tujuan

Audit operasional merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Audit operasional digunakan sebagai alat pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh pihak manajemen. Audit ini digunakan untuk mengetahui apakah kegiatan operasi perusahaan sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.

Tujuan utama dari audit operasional adalah membantu perusahaan dalam menilai kinerja manajemen dan fungsi operasional, dengan cara memberikan rekomendasi kepada perusahaan daiam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional perusahaan yang juga akan berdampak pada peningkatan keuntungan perusahaan. Rekomendasi yang diberikan akan bermantaat bagi perusahaan dalam memecahkan  masalah dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat di daiam perusahaan, baik dalam penerapan  pengendaiian intern maupun prosedur operasional perusahaan.


Karakteristik

Berdasarkan uraian di atas, audit atau pemeriksaan operasional dapat dianggap mempunyai karakteristik sebagai berikut:

  • Tujuan. Tujuan audit operasional adalah untuk mengevaluasi secara bebas, selektif, dan analitis suatu pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan yang bertujuan membantu semua tingkatan manajemen dalam upayanya meningkatkan efektivitas perencanaan dan aktivitas pengendalian dengan cara mengidentifikasi aspek­aspek sistem dan prosedur, serta memberi rekomendasi tentang kegiatan operasi yang efektif, efisien, dan ekonomis.
  • Independensi. Auditor operasional harus memiliki independensi serta tidak boleh dibatasi oleh pihak-pihak tertentu dalam menjalankan tugasnya. Ini merupakan hal penting agar auditor dapat memberikan rekomendasi yang bermutu, tidak dibatasi oleh kepentingan apapun, dan tidak bias.
  • Pendekatan Sistematis. Dalam melakukan perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan operasional, auditor harus menggunakan pendekatan yang sistematis dan konsisten.
  • Kriteria Prestasi. Dengan adanya kriteria prestasi, operasi perusahaan dapat dibandingkan dan dievaluasi. Dalam pemeriksaaan operasional, kriteria yang digunakan adalah kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya oleh para pemimpin perusahaan atau pihak-pihak lain yang berwenang.
  • Bukti Pemeriksaan. Penilaian yang dilakukan oleh auditor bersifat sistematis dan objektif. Oleh sebab itu, auditor harus memiliki pemahaman yang baik atas perencanaan pemeriksaan bukti-bukti, teknik-teknik pengumpulan dan analisa bukti, jenis-jenis yang dibutuhkan dan jumlah bukti yang dikumpulkan.
  • Pelaporan dan Rekomendasi. Dalam audit operasional, laporan pemeriksaan yang dihasilkan berisi tentang temuan-temuan selama proses pemeriksaan berlangsung, kesimpulan atas proses pemeriksaan yang dilakukan, dan rekomendasi-rekomendasi yang dianggap efektif untuk membantu seluruh tingkatan manajemen dalam rangka meningkatkan efektivitas perencanaan dan aktivitas pengendalian dengan cara mengidentifikasi aspek-aspek sistem prosedur, serta memberikan rekomendasi tentang kegiatan operasi yang efektif, efisien, dan ekonomis.

Jenis Audit Operasional

Jenis-jenis audit operasional menurut Arens, Elder, dan Beasley (2008) terdiri dari:

  • Audit Fungsional. Sebagai alat untuk menggolongkan kegiatan perusahaan seperti fungsi produksi, fungsi pengeluaran kas, fungsi penerimaan kas, dan sebagainya. Keunggulan pemeriksaan fungsional adalah memungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor, dimana mereka dapat lebih efisien memakai seluruh waktu mereka untuk memeriksa bidangnya.
  • Audit Organisasional. Pemeriksaan organisasional berkaitan dengan keseluruhan unit departemen, seperti departemen, anak perusahaan. Penekanannya adalah seberapa efisien dan efektif fungsi-fungsi saling berinteraksi. Rencana organisasi dan metode-metode untuk mengkoordinasikan aktivitas yang ada, sangat penting dalam pemeriksaan jenis ini.
  • Audit Penugasan Khusus. Pemeriksaan ini adalah penugasan khusus yang timbul atas permintaan manajemen. Ada banyak variasi dari audit ini. Contohnya mencakup penentuan penyebab tidak efektifnya sistem teknologi informasi, penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam divisi tertentu, dan pembuatan rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu barang.

Temuan Audit (Audit Findings)

Menurut Rob Reider (2002), temuan spesifik dikembangkan berdasarkan atribut berikut:

  1. Condition: What did you find?
  2. Criteria: What should it be?
  3. Effect: What is the impact on operations?
  4. Cause: Why did it happen?
  5. Recommendation: What needs to be done to correct the situation (based on present best practices, and always subject to change)?

Condition merupakan suatu tahap untuk menentukan apa, kapan, dimana, dan bagaimana suatu kondisi dapat terjadi. Criteria adalah suatu tahap untuk membandingkan kondisi yang terjadi dengan kondisi yang seharusnya, yang telah ditetapkan. Effect merupakan suatu tahap untuk menentukan dampak saat ini maupun potensi di masa yang akan datang terhadap kinerja operasi dari kondisi yang terjadi. Cause merupakan suatu tahap untuk mengidentifikasikan penyebab dari suatu kondisi itu dapat terjadi. Tahap terakhir Recommendation merupakan suatu tahap untuk menentukan apa yang perlu dan harus dilakukan untuk memperbaiki situasi yang terjadi, sehingga kinerja operasi dapat menjadi lebih efektif dan efisien.