/* Adsense Autoads */

Fungsi Rasio Keuangan dalam Analisis Laporan Keuangan

Hal yang cukup penting dalam melakukan evaluasi kinerja dan mengambil keputusan untuk melakukan investasi bagi investor adalah menganalisis laporan keuangan. Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

Menurut Godfrey, Hodgson, Holmes, & Tarca (2006), pengambilan keputusan terhadap informasi akuntansi pada laporan keuangan bergantung pada relevansi dari informasi, dimana informasi yang relevan membantu pengambilan keputusan yang tepat mengenai tindakan di masa depan. Terdapat nilai prediksi yang dapat digunakan berdasarkan informasi akuntansi, kriteria tersebut berupa:

  • Penggunaan informasi laba tahun lalu untuk memprediksi laba masa mendatang, dimana menyebutkan estimasi terbaik untuk laba masa mendatang adalah kinerja laba yang terjadi sekarang pada entitas;
  • Penggunaan data kuartalan untuk memprediksi laba tahunan, dimana secara analisis untuk entitas yang secara berkala membuat laporan kuartalan dapat memberikan ramalan mengenai laba tahunan dengan akurasi yang makin meningkat;
  • Penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi kesulitan keuangan, posisi keuangan, keadaan komposisi modal, kerugian yang konstan, menjadi beberapa tolok ukur bagaimana proses entitas berlangsung;
  • Penggunaan informasi laba tahun lalu untuk memprediksi aliran kas masa mendatang, menggambarkan nilai dari investasi yang dilakukan investor adalah nilai masa sekarang dari aliran kas masa depan melalui aktivitas entitas.

Fungsi Rasio Keuangan

Rasio keuangan digunakan sebagai alat ukur dalam menimbang dan mengevaluasi kinerja operasi entitas berdasarkan beberapa variabel yang diperhitungkan. Rasio keuangan merupakan cara untuk merangkum sejumlah besar data keuangan dan membandingkan kinerja perusahaan. Rasio memberikan gambaran yang lebih jelas dibandingkan penggunaan angka aslinya. Rasio dapat membantu entitas mengetahui kondisi keuangan yang ada, apakah terdapat kesulitan keuangan (financial distress). Menurut Block, Hirt, & Danielsen (2009), kriteria dari kesulitan keuangan berupa kondisi entitas yang secara teknis tidak dapat membayar hutang yang dimiliki meski memiliki kekayaan bersih positif, secara sederhana dapat dikatakan aset lancar tidak mencukupi untuk membayar hutang lancar (jangka pendek). Kriteria kedua berupa nilai pasar yang ditunjukkan entitas, dimana nilai aset entitas lebih rendah daripada hutang yang dimiliki sehingga berada pada posisi nilai kekayaan negatif. Secara teknis entitas berada pada kondisi bangkrut sehingga bisa dikatakan entitas mengalami kegagalan bisnis (financial failure).


Definisi Return on Asset (ROA)

Menurut Kasmir (2004), rasio keuntungan (profitability ratio) merupakan hasil akhir perusahaan dalam menjalankan tugas. Rasio ini berhubungan dengan tingkat keuntungan dan kerugian perusahaan. Efektifitas suatu perusahaan terlihat dari rasio ini. Semakin efektif manajemen mengelola perusahaan, maka semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan. Singkatnya, seberapa efektif manajemen mengelola total aset yang tersedia untuk memperoleh laba. Salah satu bentuk rasio profitabilitas adalah rasio imbal hasil atas aset (return on asset / ROA). ROA adalah rasio yang menghitung tingkat pengembalian (imbal hasil) yang diperoleh dari suatu kegiatan produksi. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba.

Secara teori, rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dengan total aset. Laba sebelum bunga dan pajak bisa dilihat di laporan pendapatan komprehensif sedangkan total aktiva bisa dilihat di neraca. Setelah dilakukan pembagian lalu dijadikan dalam bentuk persentase total aktiva. Semakin mendekati 100% berarti semakin baik. Artinya, perusahaan mampu memanfaatkan seluruh asetnya dalam mencapai keuntungan.


Definisi Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Reimers (2007), rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio / DER) termasuk ke dalam solvency ratio, yaitu rasio yang berfungsi untuk mengukur kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang, misalnya hutang jangka panjang (contoh: pinjaman bank). DER adalah rasio untuk melihat seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan modal yang dimiliki. Tidak jadi soal apabila laba sedikit asal perusahaan tetap mampu membayar semua kewajibannya dengan modal yang dimiliki. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin kecil nilai DER yang dimiliki oleh perusahaan, maka semakin rendahlah risiko finansial perusahaan tersebut sehingga kemungkinan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya akan menjadi besar.