(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan
yg Terdaftar di BEI Tahun 2010-2011)
Tugas Akhir / Skripsi Akuntansi
Disusun oleh: Pradesta Ariningtika
Program Sarjana Universitas Diponegoro
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Intisari:
Beberapa penelitian empiris sebelumnya
banyak berfokus pada pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate
social responsibility (CSR) dengan tata
kelola perusahaan yang baik. Namun dalam penelitian ini lebih berfokus pada
pengkajian pengaruh corporate governance terhadap CSR yang diproksikan dengan
pengungkapan lingkungan perusahaan. Said, dkk (2009) dan Prior, D., Surroca, J.
and Tribo, J. (2008) merupakan artikel yang mengeksplorasi hubungan antara CSR
dan manajemen laba. Penelitian yang dilakukan Prior, dkk. (2008) menunjukkan
hasil bahwa ada pengaruh positif dari praktik manajemen laba (earnings
management) terhadap CSR. Sedangkan Said, Zainuddin dan Haron. (2009) menemukan
adanya hubungan kepemilikan pemerintah, dan komite audit berpengaruh positif
dan signifikan terhadap luas Corporate Social Responsibility.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh praktik tata kelola perusahaan yang baik terhadap pengungkapan
lingkungan perusahaan. Praktik tata kelola perusahaan yang baik diproksikan
oleh proporsi dewan komisaris, jumlah rapat dewan komisaris, ukuran komite
audit dan jumlah rapat komite audit. Penelitian ini juga menyertakan
profitabilitas, ukuran perusahaan, dan leverage sebagai variabel kontrol.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Sun, Salama, Hussainey dan Habbash (2010). Penelitian terdahulu
dilakukan oleh Sun,dkk., (2010) dengan setting di Inggris pada perusahaan yang
terdaftar di Financial Times and the London Stock Exchange (FTSE) antara tahun
2006-2007 yang meneliti hubungan antara pengungkapan lingkungan perusahaan dan
manajemen laba dan dampak mekanisme tata kelola perusahaan yang baik terhadap
asosiasi tersebut. Menurut Sun,dkk. (2010) ada hubungan signifikan antara
pengungkapan lingkungan perusahaan dengan manajemen laba. Kemudian Sun,dkk (2010)
juga menemukan bahwa hanya variabel jumlah rapat komite audit yang berpengaruh
terhadap hubungan pengungkapan lingkungan perusahaan dan manajemen laba.
Penelitian ini dilakukan karena adanya
ketidakkonsistenan hasil yang terjadi pada penelitian-penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Said,dkk. (2009), Prior,dkk. (2008) serta Sun,dkk. (2010).
Penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sun,dkk (2010), antara lain adalah tidak digunakannya variabel ukuran
dewan direksi (board size) sebagai pengukuran (proxy) dari praktik tata kelola
perusahaan yang baik karena disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, di mana
perusahaan-perusahaan di Indonesia menerapkan sistem dua tingkat atau two tier
board system. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini variabel ukuran dewan
direksi (board size) diganti dengan variabel dewan komisaris dengan menggunakan
proxy yaitu proporsi dewan komisaris independen dan rapat dewan komisaris.
Selain itu perbedaan penelitian ini adalah penggantian praktik tata kelola
perusahaan yang baik dari variabel moderating menjadi variabel independen.
Serta menambahkan variabel ukuran komite audit dalam praktik tata kelola
perusahaan yang baik.
Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan industri sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2010-2011. Total pengamatan adalah 38 perusahaan pertambangan.
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.
Teknik analisis data dilakukan dengan pengujian hipotesis menggunakan metode
regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah
rapat dewan komisaris dan ukuran komite audit berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan lingkungan perusahaan. Sementara itu, proporsi komisaris
independen, jumlah pertemuan komite audit, profitabilitas, Ukuran Perusahaan
dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan lingkungan
perusahaan lingkungan perusahaan.